2012-11-16
2012-08-27
Usia Aman Untuk Hamil
Hamil usia 20-an tahun
Wanita sehat di usia ini biasanya lebih
mudah untuk hamil. Jadi tidak mengherankan di usia ini mereka banyak memiliki
anak. Mereka biasanya langsung mengandung setelah dua bulan bersenggama dan
hanya memiliki risiko keguguran yang rendah sekitar 10% dan sedikit mengalami
komplikasi selama kehamilan. Melahirkan anak di usia ini juga kecil terkena
risiko Down Syndrome atau kromosom cacat dan jarang melahirkan melalui caesar.
Namun dalam beberapa kasus, melahirkan di
usia lebih muda tidak selalu lebih baik. Wanita usia 20-24 tahun memiliki
risiko yang sedikit lebih tinggi terkena preeclampsia yakni gejala tekanan
darah, pembengkakan yang tak kunjung sembuh dan tingginya jumlah protein di
urin.
Kondisi preeclampsia di usia 20-24 tahun ini
lebih tinggi ketimbang perempuan yang hamil di usia pertengahan 20-an tahun
hingga awal 30-an tahun. Hal ini disebabkan karena perempuan di usia awal 20-an
tahun biasanya melahirkan untuk anak pertama yang sangat tergantung dengan gaya
hidupnya. Para dokter sendiri masih tidak yakin kenapa sebagian perempuan ini
mengalami preeclampsia yang bahkan bisa jadi serius dan bisa mengakibatkan
melambatnya pertumbuhan janin.
Perempuan di usia awal 20-an juga punya
peluang lebih besar dibanding usia akhir 20-an tahun dan awal 30-an tahun
mendapatkan bayi dengan berat yang rendah karena kebiasaan yang buruk. Contohnya
perempuan usia 20-24 tahun lebih banyak yang merokok ketimbang perempuandi usia
25 tahun ke atas dan rokok adalah pemicu rendahnya bobot bayi. Perempuan muda
juga melakukan diet yang salah, telat melakukan perawatan sebelum melahirkan
sehingga memicu risiko bayi lahir dengan bobot rendah.
Bayi lahir dengan bobot rendah memiliki
risiko lebih besar terhadap masalah kesehatan ke depannya atau mengalami
masalah kecacatan seumur hidupnya.
Namun Anda bisa mengurangi risiko ini dengan cara yang sederhana
yakni makanlan dengan baik, minuman vitamin komplit dan melakukan perawatan
sebelum melahirkan.
Hamil usia 30-an Tahun
Banyak perempuan menunggu usia ini sebagai
usia yang ideal untuk mendapatkan anak karena merasa lebih percaya diri dan
memiliki jaminan finansial. Jika Anda hamil di awal usia 30-an tahun memang
sedikit berbeda dengan perempuan usia 20-an tahun. Namun hamil di usia ini
sebenarnya tidak memiliki kesulitan. Hanya masalah selur telur saja yang
berkurang karena kesuburan perempuan cenderung menurun setelah usia 30-an tahun
dan ada risiko melahirkan anak Down Syndrom atau cacat kromosom.
Anda mungkin sudah sering mendengar usia 35
tahun adalah patokan usia untuk hamil dan terjadinya penurunan kesuburan. Meski
banyak perempuan di usia ini yang sehat namun penelitian menunjukkan bahwa
perempuan usia ini memiliki masalah sepanjang kehamilannya.
Pertama masalah berkurangnya kesuburan yang
menurun lebih cepat setelah usia 35 tahun sehingga sulit untuk mengandung. Data
American Society for Reproductive Medicine, sepertiga perempuan usia 35 tahun
mengalamai masalah kesuburan. Jika Anda sedang program hamil di usia 35 tahun
tapi selama 6 enam bulan belum juga ada hasilnya sebaiknya berkonsultasilah
dengan dokter. Karena banyak pula masalah kesuburan yang bisa dirawat.
Perempuan dalam kelompok usia ini juga lebih
mungkin mengalami keguguran dibanding wanita muda. Bahkan, sebuah studi
baru-baru ini di Denmark menemukan bahwa lebih dari 20 persen wanita hamil usia
35-39 tahun mengalami keguguran.
Jika Anda usia 35 tahun atau lebih, Anda
mungkin akan mendapatkan perawatan amniocentesis, tes yang digunakan untuk
mendiagnosa Down syndrome dan kecacatan kromosom.
Perempuan hamil di atas usia 35 tahun juga
cenderung memiliki masalah seperti preeclampsia, diabetes, kelahiran prematur,
dan berat bayi yang rendah, serta masalah placental selama kehamilan. Yang
paling umum ini adalah placenta previa. Kondisi ini dapat mengakibatkan
pendarahan parah, tetapi komplikasi biasanya dapat dicegah dengan operasi
caesar. Untungnya, sebagian besar masalah ini dapat diatasi dengan pengobatan
dan perawatan yang baik sebelum melahirkan.
Hamil di usia 40-an tahun
Melahirkan anak pertama di usia 40-an tahun
saat ini sudah tidak biasa karena sulit dilakukan. Lebih dari 50 persen
perempuan di usia ini akan mengalami kesulitan hamil. Risiko perempuan yang
hamil di usia 40-an tahun sama seperti perempuan yang hamil di usia akhir 30-an
tahun. Ada dua risiko yang besar ketika hamil di usia ini yakni cacat kromosom
termasuk di dalamnya Down Syndrome dan keguguran. Rasionya satu dari 100
kehamilan di usia 40-an tahun dan 1 dari 30 orang di usia 45 tahun melahirkan
anak Down syndrome. Sedangkan rasio keguguran yang terjadi mencapai 50 persen
di usia 42 tahun. Perempuan pada usia ini juga hampir tiga kali lebih besar
mengalami diabetes selama kehamilan dibanding perempuan yang hamil di usia
20-an tahun. Anda mungkin juga memiliki lebih banyak masalah selama kehamilan
seperti fetal distress.
Pil Progestin (Minipil)
Profil
1. Cocok
untuk perempuan menyusui yang ingin memakai pil KB
2. Sangat
efektif untuk masa laktasi
3. Dosis
rendah
4. Tidak
menurunkan produksi asi
5. Tidak
memberikan efek samping estrogen
6. Efek
samping utama adalah gangguan perdarahan, perdarahan bercah dan perdarahan
tidak teratur
7. Dapat
dipakai alat kontrasepsi darurat
Jenis
1. Kemasan
dengan isi 35 pil: 300µg noretindron.
2. Kemasan
dengan isi 28 pil: 75 µg desogestrel.
Cara
Kerja
1. Menekan
sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begitu kuat)
2. Endometrium
mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit.
3. Mengentalkan
lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
4. Mengubah
motilitas tuba sehingga trasportasi tuba terganggu.
Efektivitas:
sangat efektif (98.5%)
Keterbatasan
1. Hampir
30-60% mengalami gangguan haid
2. Peningkatan/penurunan
berat badan
3. Harus
digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
4. Bila
lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar.
5. Payudara
menjadi lebih tegang, mual, pusing dermatitis atau jerawat.
6. Risiko
kehamilan ektopik cukup tinggi.
7. Efektivitasnya
menjadi lebih rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberculosis atau
obat epilepsi.
8. Tidak
melindungi diri dari IMS, HIV/AIDS.
9. Hirsutisme
Keuntungan
Kontrasepsi
1. Sangat
efektif bila digunakan secara benar
2. Tidak
mengganggu hubungan seksual
3. Tidak
mempengaruhi asi
4. Kesuburan
cepat kembali
5. Nyaman
dan mudah digunakan
6. Sedikit
efek samping
7. Dapat
dihentikan setiap saat
8. Tidak
mengandung estrogen
Keuntungan
Non-kontrasepsi
1. Mengurangi
nyeri haid
2. Mengurangi
jumlah darah haid
3. Menurunkan
tingkat anemia
4. Mencegah
kanker endometrium
5. Melindungi
dari penyakit radang panggul
6. Tidak
meningkatkan pembekuan darah
7. Dapat
diberikan pada penderita endometriosis.
8. Kurang
menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala dan depresi.
Wanita
yang dapat menggunakan Pil Progestin
1. Usia
reproduksi
2. Telah
memiliki anak atau yang belum memiliki anak
3. Menginginkan
suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode menyusui
4. Pasca
persalinan dan tidak menyusui
5. Pascakeguguran
6. Perokok
segala usia
7. Mempunyai
tekanan darah tinggi (180/110mmHg) atau dengan masalah pembekuan darah
8. Tidak
boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak menggunakan estrogen.
Wanita
yang tidak boleh menggunakan Pil Progestin
1. Hamil
atau diduga hamil
2. Perdarahan
pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3. Tidak
dapat menerima terjadinya gangguan haid
4. Menggunakan
obat tuberculosis
5. Kanker
payudara atau riwayat kanker payudara
6. Sering
lupa minum pil
7. Mioma
uteri
8. Riwayat Stroke
8. Riwayat Stroke
2012-08-19
JUDUL KTI KEBIDANAN PART 3
- FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB LANGSUNG KEMATIAN MATERNAL DI KABUPATEN X TAHUN...
- TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SADARI BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU-IBU PKK DI DUSUN X TAHUN...
- HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU .. TAHUN...
- KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ABORTUS INKOMPLETUS DI RS..
- FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RS...
- HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DENGAN KEPATUHAN MINUM TABLET BESI PADA IBU HAMIL YANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS... TAHUN...
- HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN PERILAKU PEMBERIAN TAMBAHAN MAKANAN PADA BALITA DI DESA...KABUPATEN...TAHUN...
- HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE DI DESA...TAHUN...
- HUBUNGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PRETERM DI RSUD...TAHUN...
- RISIKO JARAK KEHAMILAN KURANG DARI 2 TAHUN TERHADAP KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RSUD... TAHUN...
- HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA - EKLAMSIA DI RS ,... TAHUN...
- HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANS DI PUSKESMAS..TAHUN..
- HUBUNGAN KADAR HAEMOGLOBIN DENGAN UNSUR KEHAMILAN SAAT ABORTUS DI RS..TAHUN..
- KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BBLR DI RS..TAHUN..
- HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KOMPLIKASI IBU HAMIL DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS...TAHUN..
- HUBUNGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RS .. TAHUN..
- KARAKTERISTIK IBU DENGAN PLASENTA PREVIA DI RSUD..TAHUN..'
- HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENATNG ZAT BESI DENGAN KADAR HAEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS...TAHUN..
- HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA...KABUPATEN..TAHUN..
- GAMBARAN PENYEBARAN TENAGA KESEHATAN DI KABUPATEN...TAHUN..
- FAKTOR RISIKO PRE-EKLAMSIA/EKLAMSIA TERHADAP KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RS..TAHUN..
- HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN PERILAKU PAP SMEAR PADA IBU PUS DI DESA..KABUPATEN...TAHUN..
2012-08-16
JUDUL KTI KEBIDANAN PART 2
- TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI UMUR 0-6 BULAN DI PUSKESMAS...
- HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP SEKS PRANIKAH DI SMA...
- HUBUNGAN PELAKSANAAN IMD (INISIASI MENYUSU DINI) DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
- TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU HAMIL DI PUSKESMAS...
- EFEKTIFITAS METODE CERAMAH DAN VIDEO DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SEBDIRI (SADARI) PADA SISWI KELAS XI SMA...
- RISIKO KEJADIAN ANEMIA KEHAMILAN TERHADAP KEJADIAN ABORTUS DI RS...
- KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ABORTUS INKOMPLETUS DI RS...
- HUBUNGAN ANTARA ASI TIDAK EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI POSYANDU ..
- HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA...
- HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP TERHADAP KEHAMILAN REMAJA PADA SISWA KELAS.... DI SMA... TAHUN..
- FAKTOR RISIKO KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN BBLR DI PUSKESMAS...
- HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENSTRUASI DENGAN PELAKSANAAN VULVA HYGIENE PADA SISWI SMP.. TAHUN..
- KARAKTERISTIK IBU BERSALIN PRETERM DI RS..TAHUN...
- TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS...
- HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP SESK BEBAS DI SMA..TAHUN...
- TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA SISWA KELAS...TAHUN..
- FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI PUSKESMAS...
- EVALUASI PELAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT PADA IBU NIFAS YANG MEMPUNYAI BAYI 3-4 HARI DI PUSKESMAS...
- FAKTOR RISIKO STATUS GIZI TERHADAP KEJADIAN ISPA NON PNEUMONIA DI PUSKESMAS...
- HUBUNGAN ANTARA KETEPATAN PEMBERIAN MP ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI DI POSYANDU ...
- HUBUNGAN ANTARA KECACINGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS ... TAHUN ...
- DESKRIPSI FAKTOR RISIKO KEMATIAN MATERNAL DI KABUPATEN...
- TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS PADA SISWA SMA...
- HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PRETERM
- HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN PERILAKU PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI PUSKESMAS..
- HUBUNGA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI SISWA...
- TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS...
- GAMBARAN UPAYA PENANGANAN DISMINOREA PADA SISWI KELAS X DI SMA... TAHUN...
- HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN GIZI DENGAN KADAR HAEMOGLOBIN IBU HAMIL DI PUSKESMAS...TAHUN...
- FAKTOR RISIKO KEJADIAN PRE EKLAMSIA TERHADAP KEJADIAN BBLR DI RSUD...TAHUN...
- EFEKTIFITAS PENYULUHAN KRR TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG KRR PADA SISWA..TAHUN..
- RISIKO KEJADIAN BBLR TERHADAP KEMATIAN PERINATAL DI RSUD...TAHUN...
- HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PUS DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS...
- HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN IBU MEMEERIKSAKAN TUMBUH KEMBANG BALITA DI POSYANDU...TAHUN...
- HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU..TAHUN...
- HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENATNG DISMINOREA PADA SISWA. KELAS XI DI SMA..TAHUN...
- FAKTOR RISIKO UMUR TERHADAP KEJADIAN ABORTUS SPONTAN DI RS...TAHUN...
- EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI MENGGUNAKAN METODE DISKUSI DAN AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA..TAHUN..
** Untuk melakukan pemesanan, kami sediakan fasilitas via email dengan terlebih dahulu mentransfer biaya pembuatan KTI sebesar Rp 50.000,- /BAB. Berminat...????? silahkan hubungi bidan.ratna@gmail.com
2012-06-30
PIL KOMBINASI
Profil:
1. Efektif dan
reversible
2. Harus minum
setiap hari
3. Pada
bulan-bulan pertama efek samping berupa mual dan perdarahan bercak yang tidak berbahaya
dan segera akan hilang.
4. Efek samping
yang serius sangat jarang terjadi.
Jenis:
1.
Monofasik
2.
Bifasik
3.
Trifasik
Cara Kerja:
1.
Menekan ovulasi
2.
Mencegah implantasi
3.
Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma
4. Pergerakan
tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu
pula
Manfaat:
1. Memiliki
efektivitas yang tinggi (hamper menyerupai efektivitas tubektomi
2. Resiko
kesehatan sangat kecil
3. Tidak
mengganggu hubungan seksual
4. Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid
berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid.
5. Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih
ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan.
6. Dapat
digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
7. Mudah
dihentikan setiap saat.
8. Kesuburan
segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
9. Dapat digunakan sebagai
kontrasepsi darurat.
10. Membantu
mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium, kista ovary dan
sebagainya.
Keterbatasan:
1. Mahal dan
membosankan karena harus menggunakannya setiap hari.
2. Mual
terutama pada 3 bulan pertama.
3. Perdarahan
bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama.
4. Pusing
5. Nyeri
payudara.
6. Berat badan
naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru
memiliki dampak positif.
7. Berhenti
haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi.
8. Tidak boleh
diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI).
9. Pada
sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan perubahan suasana hati
sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seksual berkurang.
10. Dapat meningkatkan tekanan
darah dan retensi cairan sehingga resiko stroke dan gangguan pembekuan darah
pada vena dapat sedikit meningkat. Pada perempuan > 35 tahun dan merokok
perlu hati-hati.
11. Tidak mencegah IMS, HBV,
HIV/AIDS.
Wanita yang
dapat menggunakan Pil Kombinasi
1. Usia
reproduksi
2. Telah
memiliki anak ataupun belum
3. Gemuk atau
kurus
4. Menginginkan
metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi.
5. Setelah
melahirkan dan tidak menyusui.
6. Setelah melahirkan
6 bulan yang tidak memberikan asi eksklusif, sedangkan semua cara kontrasepsi
yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut.
7. Pascakeguguran
8. Anemia
karena haid berlebihan.
9. Nyeri haid
hebat.
10. Siklus haid tidak teratur.
11. Riwayat kehamilan ektopik.
12. Kelainan payudara jinak
13. Kencing manis tanpa komplikasi
pada ginjal, pembuluh darah, mata dan saraf.
14. Penyakit tiroid, penyakit
radang panggul, endometriosis, atau tumor ovarium jinak.
15. Memderita TBC (kecuali yang sedang
menggunakan rifampisin)
16. Varises vena.
Wanita yang
tidak boleh menggunakan Pil Kombinasi:
1.
Hamil atau dicurigai hamil
2.
Menyusui eksklusif
3.
Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.
4.
Penyakit hati akut (hepatitis)
5.
Perokok ringan usia > 35 tahun
6.
Riwayat penyakit jantung, stroke atau tekanan darah > 180/110
mmHg.
7.
Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20
tahun.
8.
Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara.
9.
Migrain dan gejala neurogik fokal (epilepsy/ riwayat epilepsi).
10. Tidak
dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.
KB SUNTIK
KB Suntik dibagi menjadi dua,
yaitu: Suntik Progestin dan Suntik Kombinasi.
a) Suntik
Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi
adalah 25 mg Depo Medroksiprogertero Asetat dan 3 mg Estradiol Sipionat yang
diberikan injeksi I.M. sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat
dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali.
(a). Cara
kerja:
1. Menekan
ovulasi
2. Membuat
lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu
3. Perubahan
pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu.
4. Menghambat
transportasi gamet oleh tuba.
(b). Efektivitas:
Sangat efektif (0.1-0,4
kehamilan per 100 perempuan) selama 1 tahun pertama penggunaan.
(c) Keuntungan kontrasepsi:
1. Risiko
terhadap kesehatan kecil
2. Tidak
berpengaruh terhadap hubungan suami istri
3. Tidak
diperlukan pemeriksaan dalam
4. Jangka
panjang
5. Efek
samping sangat kecil
6. Klien
tidak perlu menyimpan obat suntik.
(d) Keuntungan Non-kontrasepsi:
1. Mengurangu
jumlah perdarahan
2. Mengurangi
nyeri saat haid
3. Mencegah
anemia
4. Khasiat
pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium
5. Mengurangi
penyakit payudara jinak dan kista ovarium
6. Mencegah
kehamilan ektopik
7. Melindungi
klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang panggul
8. Pada
keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia perimenopause
(e). Kerugian:
1. Terjadi
perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spoting,
atau perdarahan sela sampai 10 hari.
2. Mual,
sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang
setelah suntikan kedua atau ketiga.
3. Ketergantungan
klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari untuk
mendapatkan suntikan.
4. Efektivitasnya
berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsi (Fenitoin dan
Barbiturat) atau obat tuberkolosis (Rifampisin).
5. Dapat
terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung,stroke,bekuan darah
pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati.
6. Penambahan
berat badan.
7. Tidak
menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B
virus, atau infksi virus HIV.
8. Kemungkinan
terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.
(f). Wanita yang boleh menggunakan suntikan
kombinasi:
1. Usia
reproduksi.
2. Telah
memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak.
3. Ingin
mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi.
4. Menyusui
ASI pasca persalinan > 6 bulan.
5. Pasca
persalinan dan tidak menyusui.
6. Anemia.
7. Nyeri
haid hebat.
8. Haid
teratur.
9. Riwayat
kehamilan ektopik.
10.
Sering lupa menggunakan pil
kontrasepsi.
(g). Wanita yang tidak boleh
menggunakan suntik
kombinasi:
1. Hamil
atau diduga hamil.
2. Menyusui
dibawah 6 minggu pascapersalinan.
3. Perdarahan
pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
4. Penyakit
hati akut (virus hepatitis).
5. Usia
> 35 tahun yang merokok.
6. Riwayat
penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (> 180/110 mmHg).
7. Riwayat
kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20 tahun.
8. Kelainan
pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migraine.
9. Keganasan
pada payudara.
b) Suntik
Progestin
(a). Jenis kontrasepsi suntik progestin
1. Depo
Medroksiprogesteron Asetat ,mengandung 150 mg DMPA,yang diberikan setiap 3
bulan dengan cara disuntikan intramuskuler.
2. Depo
Noristeron Enantat,yang mengandung 200 mg Noristerat Enantat,diberikan setiap 2
bulan dengan cara disuntikan intramuscular.
(b). Cara kerja kontrasepsi suntik
1. Menghalangi
terjadinya ovulasi
2. Menipiskan
endimetrium sehingga nidasi tidak mungkin terjadi.
3. Mengentalkan
lender mulut rahim sehingga spermatozoa tidak mungkin masuk kemulut rahim.
4. Menurunkan
kemampuan penetrasi sperma.
5. Mencegah
pelepasan telur.
(c) Keuntungan
KB suntik berdasarkan YBP-SP,2006
1. Sangat efektif sebagai kontrasepsi karena angka kegagalannya kurang
dari 1 % (hampir sama dengan pil KB).
2. Pencegahan
kehamilan jangka panjang
3. Tidak
berpengaruh pada hubungan suami istri.
4. Tidak
mengandung esterogen sehingga tidak berdanmpak serius terhadap penyakit
jantung,dan gangguan pembekuan darah.
5. Tidak
memiliki pengaruh terhadap ASI
6. Sedikit
efek samping.
7. Klien
tidak perlu menyimpan obat suntik.
8. Dapat digunakan oleh perempuan lebih dari 35 tahun sampai
perimenopause.
9. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
10. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
11. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
12. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
(d). Keterbatasan suntikan progestin
1. Sering
ditemukan ganggan haid seperti: siklus haid yang memendek atau memanjang,
perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan
bercak, tidak haid sama sekali.
2. Klien sangat tergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
(harus kembali untuk suntikan ulang)
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
4. Permasalahan
berat badan merupakan efek samping tersering.
5. Tidak
menjamin terhadap penularan infeksi seksual,kepatitis B virus, atau infeksi
virus HIV.
6. Terlambatnya
kembalinya kesuburan setelah suntikan dihentikan.
7. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena kerusakan pada
organ melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan )
8. Terjadinya perubahan pada lipid serum pada penggunaan
jangka panjang.
9. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan kepadatan tulang.
10. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan
kekeringan vagina, menurunkan libido, gangguan emosi sakit, kepala, nervositas,
jerawat.
(e) Wanita
yang dapat menggunakan Kontrasepsi suntikan progestin:
1. Usia
produktif.
2. Nulipara dan yang telah memiliki anak.
3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektifitas tinggi.
4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5. Setelah
melahirkan dan tidak menyesui.
6. Setelah
abortus atau keguguran.
7. Telah
banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi.
8. Perokok.
9. Tekanan
darah < 180/110 mmHg,dengan masalah gangguan
pembekuan darah atau anemia bulan sabit.
10. Menggunakan
obat untuk epilepsiatau obat tuberculosis.
11. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengndung esterogen.
12. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
13. Anemia
defisiensi besi.
14. Mendekati
usia menopause yang tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
(f). Wanita
yang tidak boleh mengunakan kontrasepsi
suntikan
progestin:
1. Hamil
atau dicurigai hamil.
2. Perdarahan
pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3. Tidak
dapat menerima terjadinya gangguan haid,terutama amenorea.
4. Diabetes
militus disertai komplikasi.
(g). Waktu menggunakan kontrasepsi suntikan
progestin
1. Setiap
saat selama siklus haid asal ibu tersebut tidak hamil.
2. Mulai hari pertama sampai hari ketujuh siklus haid.
3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama diberikan
setiap saat,asal ibu tersebut tidak
hamil. Selama 7 hari setelah penyuntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
atau bila melakukan menggunakan barier yang lain.
4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal yang lain dan
ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan bisa diberikan suntikan pertama.
Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya.
5. Pasca
persalinan sampai dengan 40 hari sebelum berhubungan dengan suami.
6. Pasca keguguran sampai hari ketujuh.
Subscribe to:
Posts (Atom)