2012-08-27

Usia Aman Untuk Hamil


Hamil usia 20-an tahun 
Wanita sehat di usia ini biasanya lebih mudah untuk hamil. Jadi tidak mengherankan di usia ini mereka banyak memiliki anak. Mereka biasanya langsung mengandung setelah dua bulan bersenggama dan hanya memiliki risiko keguguran yang rendah sekitar 10% dan sedikit mengalami komplikasi selama kehamilan. Melahirkan anak di usia ini juga kecil terkena risiko Down Syndrome atau kromosom cacat dan jarang melahirkan melalui caesar.
Namun dalam beberapa kasus, melahirkan di usia lebih muda tidak selalu lebih baik. Wanita usia 20-24 tahun memiliki risiko yang sedikit lebih tinggi terkena preeclampsia yakni gejala tekanan darah, pembengkakan yang tak kunjung sembuh dan tingginya jumlah protein di urin.
Kondisi preeclampsia di usia 20-24 tahun ini lebih tinggi ketimbang perempuan yang hamil di usia pertengahan 20-an tahun hingga awal 30-an tahun. Hal ini disebabkan karena perempuan di usia awal 20-an tahun biasanya melahirkan untuk anak pertama yang sangat tergantung dengan gaya hidupnya. Para dokter sendiri masih tidak yakin kenapa sebagian perempuan ini mengalami preeclampsia yang bahkan bisa jadi serius dan bisa mengakibatkan melambatnya pertumbuhan janin.
Perempuan di usia awal 20-an juga punya peluang lebih besar dibanding usia akhir 20-an tahun dan awal 30-an tahun mendapatkan bayi dengan berat yang rendah karena kebiasaan yang buruk. Contohnya perempuan usia 20-24 tahun lebih banyak yang merokok ketimbang perempuandi usia 25 tahun ke atas dan rokok adalah pemicu rendahnya bobot bayi. Perempuan muda juga melakukan diet yang salah, telat melakukan perawatan sebelum melahirkan sehingga memicu risiko bayi lahir dengan bobot rendah.
Bayi lahir dengan bobot rendah memiliki risiko lebih besar terhadap masalah kesehatan ke depannya atau mengalami masalah kecacatan seumur hidupnya.
Namun Anda bisa mengurangi risiko ini dengan cara yang sederhana yakni makanlan dengan baik, minuman vitamin komplit dan melakukan perawatan sebelum melahirkan.
Hamil usia 30-an Tahun
Banyak perempuan menunggu usia ini sebagai usia yang ideal untuk mendapatkan anak karena merasa lebih percaya diri dan memiliki jaminan finansial. Jika Anda hamil di awal usia 30-an tahun memang sedikit berbeda dengan perempuan usia 20-an tahun. Namun hamil di usia ini sebenarnya tidak memiliki kesulitan. Hanya masalah selur telur saja yang berkurang karena kesuburan perempuan cenderung menurun setelah usia 30-an tahun dan ada risiko melahirkan anak Down Syndrom atau cacat kromosom.
Anda mungkin sudah sering mendengar usia 35 tahun adalah patokan usia untuk hamil dan terjadinya penurunan kesuburan. Meski banyak perempuan di usia ini yang sehat namun penelitian menunjukkan bahwa perempuan usia ini memiliki masalah sepanjang kehamilannya.
Pertama masalah berkurangnya kesuburan yang menurun lebih cepat setelah usia 35 tahun sehingga sulit untuk mengandung. Data American Society for Reproductive Medicine, sepertiga perempuan usia 35 tahun mengalamai masalah kesuburan. Jika Anda sedang program hamil di usia 35 tahun tapi selama 6 enam bulan belum juga ada hasilnya sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter. Karena banyak pula masalah kesuburan yang bisa dirawat.
Perempuan dalam kelompok usia ini juga lebih mungkin mengalami keguguran dibanding wanita muda. Bahkan, sebuah studi baru-baru ini di Denmark menemukan bahwa lebih dari 20 persen wanita hamil usia 35-39 tahun mengalami keguguran.
Jika Anda usia 35 tahun atau lebih, Anda mungkin akan mendapatkan perawatan amniocentesis, tes yang digunakan untuk mendiagnosa Down syndrome dan kecacatan kromosom.
Perempuan hamil di atas usia 35 tahun juga cenderung memiliki masalah seperti preeclampsia, diabetes, kelahiran prematur, dan berat bayi yang rendah, serta masalah placental selama kehamilan. Yang paling umum ini adalah placenta previa. Kondisi ini dapat mengakibatkan pendarahan parah, tetapi komplikasi biasanya dapat dicegah dengan operasi caesar. Untungnya, sebagian besar masalah ini dapat diatasi dengan pengobatan dan perawatan yang baik sebelum melahirkan.


Hamil di usia 40-an tahun
Melahirkan anak pertama di usia 40-an tahun saat ini sudah tidak biasa karena sulit dilakukan. Lebih dari 50 persen perempuan di usia ini akan mengalami kesulitan hamil. Risiko perempuan yang hamil di usia 40-an tahun sama seperti perempuan yang hamil di usia akhir 30-an tahun. Ada dua risiko yang besar ketika hamil di usia ini yakni cacat kromosom termasuk di dalamnya Down Syndrome dan keguguran. Rasionya satu dari 100 kehamilan di usia 40-an tahun dan 1 dari 30 orang di usia 45 tahun melahirkan anak Down syndrome. Sedangkan rasio keguguran yang terjadi mencapai 50 persen di usia 42 tahun. Perempuan pada usia ini juga hampir tiga kali lebih besar mengalami diabetes selama kehamilan dibanding perempuan yang hamil di usia 20-an tahun. Anda mungkin juga memiliki lebih banyak masalah selama kehamilan seperti fetal distress.

Pil Progestin (Minipil)

Profil
1.  Cocok untuk perempuan menyusui yang ingin memakai pil KB
2.  Sangat efektif untuk masa laktasi
3.  Dosis rendah
4.  Tidak menurunkan produksi asi
5.  Tidak memberikan efek samping estrogen
6.  Efek samping utama adalah gangguan perdarahan, perdarahan bercah dan perdarahan tidak teratur
7.  Dapat dipakai alat kontrasepsi darurat

 Jenis
1.  Kemasan dengan isi 35 pil: 300µg noretindron.
2.  Kemasan dengan isi 28 pil: 75 µg desogestrel.

Cara Kerja
1.  Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begitu kuat)
2.  Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit.
3.  Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
4.  Mengubah motilitas tuba sehingga trasportasi tuba terganggu.

Efektivitas: sangat efektif (98.5%)

Keterbatasan
1.  Hampir 30-60% mengalami gangguan haid
2.  Peningkatan/penurunan berat badan
3.  Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
4.  Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar.
5.  Payudara menjadi lebih tegang, mual, pusing dermatitis atau jerawat.
6.  Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi.
7.  Efektivitasnya menjadi lebih rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberculosis atau obat epilepsi.
8.  Tidak melindungi diri dari IMS, HIV/AIDS.
9.  Hirsutisme

Keuntungan Kontrasepsi
1.  Sangat efektif bila digunakan secara benar
2.  Tidak mengganggu hubungan seksual
3.  Tidak mempengaruhi asi
4.  Kesuburan cepat kembali
5.  Nyaman dan mudah digunakan
6.  Sedikit efek samping
7.  Dapat dihentikan setiap saat
8.  Tidak mengandung estrogen

Keuntungan Non-kontrasepsi
1.  Mengurangi nyeri haid
2.  Mengurangi jumlah darah haid
3.  Menurunkan tingkat anemia
4.  Mencegah kanker endometrium
5.  Melindungi dari penyakit radang panggul
6.  Tidak meningkatkan pembekuan darah
7.  Dapat diberikan pada penderita endometriosis.
8.  Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala dan depresi.

Wanita yang dapat menggunakan Pil Progestin
1.  Usia reproduksi
2.  Telah memiliki anak atau yang belum memiliki anak
3.  Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode menyusui
4.  Pasca persalinan dan tidak menyusui
5.  Pascakeguguran
6.  Perokok segala usia
7.  Mempunyai tekanan darah tinggi (180/110mmHg) atau dengan masalah pembekuan darah
8.  Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak menggunakan estrogen.

Wanita yang tidak boleh menggunakan Pil Progestin
1.  Hamil atau diduga hamil
2.  Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3.  Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
4.  Menggunakan obat tuberculosis
5.  Kanker payudara atau riwayat kanker payudara
6.  Sering lupa minum pil
7.  Mioma uteri
8. Riwayat Stroke

2012-08-19

JUDUL KTI KEBIDANAN PART 3

  1. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB LANGSUNG KEMATIAN MATERNAL DI KABUPATEN X TAHUN...
  2. TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SADARI  BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU-IBU PKK DI DUSUN X TAHUN...
  3. HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU .. TAHUN...
  4. KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ABORTUS INKOMPLETUS DI RS..
  5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RS...
  6. HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DENGAN KEPATUHAN MINUM TABLET BESI PADA IBU HAMIL YANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS... TAHUN...
  7. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN PERILAKU PEMBERIAN TAMBAHAN MAKANAN PADA BALITA DI DESA...KABUPATEN...TAHUN...
  8. HUBUNGAN TINGKAT  PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE DI DESA...TAHUN...
  9. HUBUNGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PRETERM DI RSUD...TAHUN...
  10. RISIKO JARAK KEHAMILAN KURANG DARI 2 TAHUN TERHADAP KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RSUD... TAHUN...
  11. HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA - EKLAMSIA DI RS ,... TAHUN...
  12. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANS DI PUSKESMAS..TAHUN..
  13. HUBUNGAN KADAR HAEMOGLOBIN DENGAN UNSUR KEHAMILAN SAAT ABORTUS DI RS..TAHUN..
  14. KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BBLR DI RS..TAHUN..
  15. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KOMPLIKASI IBU HAMIL DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS...TAHUN..
  16. HUBUNGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RS .. TAHUN..
  17. KARAKTERISTIK IBU DENGAN PLASENTA PREVIA DI RSUD..TAHUN..'
  18. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENATNG ZAT BESI DENGAN KADAR HAEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS...TAHUN..
  19. HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA...KABUPATEN..TAHUN..
  20. GAMBARAN PENYEBARAN TENAGA KESEHATAN DI KABUPATEN...TAHUN..
  21. FAKTOR RISIKO PRE-EKLAMSIA/EKLAMSIA TERHADAP KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RS..TAHUN..
  22. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN PERILAKU PAP SMEAR PADA IBU PUS DI DESA..KABUPATEN...TAHUN..

2012-08-16

JUDUL KTI KEBIDANAN PART 2

  1. TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI UMUR 0-6 BULAN DI PUSKESMAS...
  2. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP SEKS PRANIKAH DI SMA...
  3. HUBUNGAN PELAKSANAAN IMD (INISIASI MENYUSU DINI) DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
  4. TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU HAMIL DI PUSKESMAS...
  5. EFEKTIFITAS METODE CERAMAH DAN VIDEO DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SEBDIRI (SADARI) PADA SISWI KELAS XI SMA...
  6. RISIKO KEJADIAN ANEMIA KEHAMILAN TERHADAP KEJADIAN ABORTUS DI RS...
  7. KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ABORTUS INKOMPLETUS DI RS...
  8. HUBUNGAN ANTARA ASI TIDAK EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI POSYANDU ..
  9. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA...
  10. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP TERHADAP KEHAMILAN REMAJA PADA SISWA KELAS.... DI SMA... TAHUN..
  11. FAKTOR RISIKO KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN BBLR DI PUSKESMAS...
  12. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENSTRUASI DENGAN PELAKSANAAN VULVA HYGIENE PADA SISWI SMP.. TAHUN..
  13. KARAKTERISTIK IBU BERSALIN PRETERM DI RS..TAHUN...
  14. TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS...
  15. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP SESK BEBAS DI SMA..TAHUN...
  16. TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA SISWA KELAS...TAHUN..
  17. FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI PUSKESMAS...
  18. EVALUASI PELAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT PADA IBU NIFAS YANG MEMPUNYAI BAYI 3-4 HARI DI PUSKESMAS...
  19. FAKTOR RISIKO STATUS GIZI TERHADAP KEJADIAN ISPA NON PNEUMONIA DI PUSKESMAS...
  20. HUBUNGAN ANTARA KETEPATAN PEMBERIAN MP ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI DI POSYANDU ...
  21. HUBUNGAN ANTARA KECACINGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS ... TAHUN ...
  22. DESKRIPSI FAKTOR RISIKO  KEMATIAN MATERNAL DI KABUPATEN...
  23. TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS PADA SISWA SMA...
  24. HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PRETERM
  25. HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN PERILAKU PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI PUSKESMAS..
  26. HUBUNGA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI SISWA...
  27. TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS...
  28. GAMBARAN UPAYA PENANGANAN DISMINOREA PADA SISWI KELAS X DI SMA... TAHUN...
  29. HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN GIZI DENGAN KADAR HAEMOGLOBIN IBU HAMIL DI PUSKESMAS...TAHUN...
  30. FAKTOR RISIKO KEJADIAN PRE EKLAMSIA TERHADAP KEJADIAN BBLR DI RSUD...TAHUN...
  31. EFEKTIFITAS PENYULUHAN KRR TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG KRR PADA SISWA..TAHUN..
  32. RISIKO KEJADIAN BBLR TERHADAP KEMATIAN PERINATAL DI RSUD...TAHUN...
  33. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PUS DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS...
  34. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN IBU MEMEERIKSAKAN TUMBUH KEMBANG BALITA DI POSYANDU...TAHUN...
  35. HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU..TAHUN...
  36. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENATNG DISMINOREA PADA SISWA. KELAS XI DI SMA..TAHUN...
  37. FAKTOR RISIKO UMUR TERHADAP KEJADIAN ABORTUS SPONTAN DI RS...TAHUN...
  38. EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI MENGGUNAKAN METODE DISKUSI DAN AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA..TAHUN..


  39.  ** Untuk melakukan pemesanan, kami sediakan fasilitas via email dengan terlebih dahulu mentransfer biaya pembuatan KTI sebesar Rp 50.000,- /BAB. Berminat...????? silahkan hubungi bidan.ratna@gmail.com